PASAR TUNGGING
Istilah pasar tungging ini sebenarnya diberikan oleh seorang teman seniman yang pernah bertandang ke rumahku di Parungpanjang. Beliau sempat kuajak untuk datang ke pasar ini untuk sekedar melihat fenomena sosial di sekitar rumahku. Setelah melihat keadaan pasar tersebut dengan jenaka dia menyebut bahwa tersebut adalah pasar tungging. Kata tungging adalah singkatan dari yang tuku nungging (yang beli nungging). Tidak aneh dia menyebut demikian karena memang rata rata yang jualan duduk di tanah, otomatis yang beli posisinya nunduk, atau nungging (dengan posisi menonjolkan pantat ke belakang).
Pasar tungging tersebut diadakan di belakang masjid Baiturrahman. Lokasi ada di perempatan jalan perumnas 2 Parungpanjang. Walaupun ada di sekitar perumnas, namun pengunjung yang datang bisa dari perumnas 1, perumnas 3, dan dari Griya Parungpanjang serta kampung sekitar wilayah Parungpanjang.
Pasar ini sebenarnya adalah pasar kaget yang diadakan setiap hari Minggu pagi. Setiap minggu pagi para pedagang memenuhi perempatan jalan perumnas dua ini. Barang dagangan yang mereka jual juga sangat bervariasi, yaitu dari makanan, sayuran, buah, makanan matang dan ikan serta ayam juga ada. Sepertinya sudah cocok apabila pasar ini disebut sebagai one stop shopping, karena sekali datang anda bisa membeli kebutuhan dari makanan sampai baju dan mainan anak anak.
Jajanan pasar yang paling menarik di pasar ini. Anda bisa menemui berbagai jajanan pasar atau jenis makanan tradisional seperti tiwul, kue lumpur, klepon, combro, misro, gethuk, dan lain lain. Makanan modern pun juga bisa anda dapatkan didini seperti ayam goreng crispy, jamur goreng renyah, sup ayam, dimsum, donat dan lainnya. An3ka jenis minuman juga akan memanjakan kehausan yang dirasakan oleh pengunjung setelah melakukan lari pagi di sekeliling perumahan.
Selain kuliner, anda juga bisa menemukan penjual baju dari baju bayi, baju anak, remaja dan dewasa. Untuk ibu ibu juga tersedia kerudung dan jilbab sendal, sepatu serta tas, bahkan "perangkat dalam" juga terpajang dengan asyiknya mengundang ibu ibu untuk sekedar melihat lihat atau bahkan lagsung memborong karena harga yang ditawarkan memang murah meriah. Aneka asesoris juga mainan anak tersedia beraneka ragam.
Pengunjung yang datang ke pasar ini juga lengkap dari berbagai usia. Dari anak anak ABG sampai ibu ibu bahkan bapak bapak yang menggendong bayinya sekedar jalan jalan dan makan bubur ayam beserta satenya yang terkenal gurih dan nikmat. Para remaja ABG yang ada di pasar tersebut rata rata mencari minuman karena mereka sedang berolahraga atau selesai berolahraga.
Pasar kaget atau pasar tungging ini memang mempunyai potensi wisata kuliner yang menjanjikan. Pengunjung yang membludak sehingga memenuhi jalan membuat pedagang bertambah banyak dari hari ke hari. Beberapa tahun yang lalu pedagang masih sedikit, hanya bubur ayam dan lontong sayur saja. Tetapi sekarang, pedagang sudah semakin banyak sehingga ruas jalan yang digunakan juga semakin panjang.
Potensi yang bagus tersebut belum ada yang meliriknya untuk mengelola. Belum ada tempat parkir sehingga motor, mobil, pejalan kaki bercampurbaur memenuhi jalan. Hasilnya bisa anda bayangkan, pasti macet. Ya, memang macet dan tidak nyaman sekali. Walaupun perempatan jalan tersebut tidak dillewati angkutan umum, tetapi kemacetan terasa sangat mengganggu kenyaman belanja anda. Anda bisa berjalan berdampingan dengan kuda (kereta kuda yang disewakan intuk anak anak) di sebelah kiri dan mobil pribadi yang berjalan merambat di sebelah kanan. Belum lagi motor dari arah belakang dan arah depan anda. Kondisi yang demikian mengesankan suasana yang semrawut alias acak acakan.
Posisi lapak para pedagang juga belum rapi. Tidak berbaris rapi di pinggir jalan saja, tetapi ada yang di ruas depan, ruas belakang. Berjejal jejal antara penjual dan pembeli serta pengguna jalan. Sungguh sangat disayangkan. Pernah terlontar usulan untuk pengurus RT agar mengelola pasar tungging tersebut sehingga lebih memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Tetapi mungkin masih dipikirkan realisasinya oleh pak RT, aku tidak tahu, yang jelas setiap hari minggu aku mencari perbekalan isi kulkas untuk seminggu ke depan dengan cara belanja sambil nungging karena yang jualan duduk di bawah.
Parungpanjang, 17 April 2016
No comments:
Post a Comment