Wednesday, May 11, 2016

TENTANG PUTRIKU



TENTANG PUTRIKU
KIDUNG MAHESWARY

Di usiaku yang sekarang, mungkin tak banyak yang masih mempunyai anak usia balita. Usia 40 tahun rata rata sudah memasuki usia matang dan mempunyai kehidupan yang stabil dan tenang. Tetapi aku sekarang memiliki seorang puteri yang mungil sekali di usiaku yang ke 42 tahun.. Sebuah fase kehidupan yang tak terbayangkan sebelumnya, bahwa harus memiliki anak lagi di usia sekarang ini.

Sebenarnya suamiku sudah bertahun tahun merayuku untuk memiliki anak satu lagi tetapi karena kesibukanku aku menyatakan tidak. Dua orang anak kembar laki-laki, aku rasa cukup untuk melanjutkan keturunan kami. Walaupun dalam konteks bercanda suamiku beberapa kali sempat mengatakan bahwa kalau aku tidak mau hamil lagi, dia akan mengadopsi anak. Dia memang sangat menyukai anak anak. Aku sendiri tidak sanggup membayangkan apakah aku bisa merawat anak orang lain seperti aku merawat anak kandungku sendiri. Membayangkannya pun aku jadi merinding.

Waktu terus berjalan sehingga usiakupun menginjak kepala empat, usia yang sudah tak aman lagi untuk hamil. Tetapi rupanya Allah punya rencana lain, pada bulan April 2013 aku diberi cobaan oleh Allah SWT. Aku menderita sakit yang cukup parah, pertama dinyatakan typus oleh bidan tetangga rumah dan aku hanya diinfus di rumah, setelah empat hari diinfus ternyata kondisiku bukanya membaik tetapi semakin melemah. Akhirnya aku harus masuk rumah sakit di Tangerang, setelah tiga hari dirawat dokter menyarankan untuk scan. Kondisi perut membesar seperti orang kena liver. Tetapi dokter hanya mengatakan kembung saja, tetapi tak ada perubahan bahkan perutku semakin besar. Bahkan teman temanku dari sekolah semuanya menangis ketika melihatku dalam keadaan demikian. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke rumah.

Besoknya kakak ipar mengajak kami untuk ke rumah sakit langganannya di Tangerang. Menurutnya ada seorang dokter yang bagus di sana. Jadi hanya semalam menginap di rumah sakit, kami pun esok paginya meluncur ke rumah sakit tersebut dan menemui dokter itu. Setelah dicek semua, darah, usg dan rontsen, dokter menyatakan bahwa aku harus dirawat. Kamipun pasrah, bahkan aku sudah sangat lemah ketika menunggu kamar untuk menginap. Aku harus beristirahat dulu di salah satu ruang dokter sambil menunggu persiapan kamar yang akan kumasuki.

 Akhirnya aku bisa memasuki kamar dan mendapat kabar dari dokter bahwa aku kekurangan albumin sehingga perut penuh dengan cairan. Dokter tersebut mengatakan bahwa obat yang dibutuhkan harganya mahal. Sekitar 2 juta lebih per botol kecil. Suamiku menyetujui pengobatan dengan obat tersebut untuk menghilangkan cairandi perutku. Akhirnya aku menghabiskan 5 botol albumin selama 3 hari dan akhirnya dokter mengatakan aku boleh pulang. Dokter berpesan bahwa penyakitku tidak akan langsung sembuh karena pengobatanya akan lama dan memakan waktu 6 bulan karena harus mengobati paru paru juga. Istilah dokter TBC perut. Akhirnya kami harus berobat jalan dengan minum obat yang cukup mahal harganya, yaitu sekitar satu juta per bulan.

Bualn demi bulan berjalan sangat lambat, aku super kurus kering karena tidak ada nafsu makan sama sekali. Tetapi akhirnya Allah memberikan kesehatan lagi padaku setelah sekian lama menguji kesabaranku dalam menghadapi sakit. Untungnya, aku sakit ketika masa masa ujian sekolah dan ujiannasional sehingga tidak menggangu waktu mengajar karena memang sudah tidak mengajar lagi.

Setelah kondisiku berangsur angsur sembuh, suamiku mengatakan lagi bahwa ingin memiliki anak. Setelah pengalaman sakit yang aku alami, akhirnya aku menyetujui untuk program hamil lagi. Allah memang Maha Besar. Setelah 3 bulan tidak KB, akhirnya aku hamil lagi. Subhanallah. Aku sendiri masih yakin akan kesuburanku walaupun usia sudah menginjak 40 tahun.

 Satu hal yang perlu dipelajari adalah bahwa KB non hormon akan tetap menjaga kesuburan, karena setelah 12 tahun, ternyata aku dengan cepat bisa hamil lagi. Subhanallah, setelah Allah mengujiku dengan sakit yang demikian parah, akhirnya Dia memberiku hadiah yang paling indah. Seorang puteri mungil yang kami beri nama Kidung Maheswary Shaquilla Then. Kidung berati nyanyian dan Maheswary artinya bidadari. Terus terang kami ingin puteri kami nanti bisa menyanyi dengan indah seperti alunan nyanyian bidadari.

Masa kehamilanku berjalan lancar dan tidak mengalami permasalahan yang cukup berarti. Hanya ketika mengajar di sekolah rasanya pinggang bagian belakang sangat pegal. Mengingat usiaku yang tidak lagi muda, aku memutuskan untuk melahirkan dengan cara operasi cesar. Suami juga mengabulkan permintaanku. Waktu itu hatiku mantap dan yakin untuk menjalani persalinan dengan cara sectio. Rupanya Allah menggerakkan hatiku ke arah itu karena ada sesuatu yang harus dibuang dari rahimku. Ada tumor yang tumbuh masih sebesar kelereng yang dibuang oleh dokter bersamaan dengan operasi persalinan. Dokter mengatakan bahwa itu bonus saja karena bertepatan dengan operasi persalinan anakku, sehingga tdk dianggap operasi pengangkatan tumor. Subhanallah, maha besar Allah dengan segala rahasiaNya.

Sekarang, sudah hampir setahun usia anak perempuanku. Dia tumbuh menjadi anak yang sangat lincah, sehat adan menggemaskan. Kemanapun dia kami ajak pergi, selalu mencuri perhatian orang lain. Di usianyayang sekarang 11 bulan lebih dia sudah mulai bisa berjalan walaupun masih sempoyongan seperti orang mabuk. Walau sering sekali jatuh tetapi dengan dia pantang menyerah, selalu bangun dan bangun lagi tanpa menangis kecuali dia terbentur dengan keras.

Sepertinya dia tangguh, tak memiliki rasa takut. Jatuh dari tempat tidur sudah sering, jatuh nyungsruk, jatuh ngejengkang, bibir berdarah bukan halangan untuk kima dalam beraktivitas. Persis seperti kakak kakaknya yang kembar, tidak bisa diam. Aku seringkali melihatnya jatuh bangun dan bersyukur dalam hati telah dikaruniai anak yang normal, sehat dan pantang menyerah. Bila bermain dengan bayi bayi lain di tangga sebelah, maka dia yang selalu menang dan membuat temannya nangis. Calon pribadi yang tangguh, berani dan ulet. Amin.

Ketika aku menulis catatan ini, si cantik Kima sedang wara wiri membawa sendal barunya. Keseimbangan yang belum stabil membuatnya sering terjatuh. Hal itu membuatku seringkali terharu, aku berharap dia menjadi seorang perempuan yang tangguh, mandiri, tidak cengeng dan tidak menjual airmata untuk keberhasilannya suatu saat nanti. Aku berharap anakku cerdas dan jujur dan memiliki akhlak yang mulia. Amin






 Ditulis bulan Mei 2016

2 comments:

Lisa Lestari said...

Sehat terus untuk dd Kima...

endset said...

makasih tante Lisa...