TENTANG PUTRIKU
KIDUNG MAHESWARY
Di usiaku yang sekarang, mungkin
tak banyak yang masih mempunyai anak usia balita. Usia 40 tahun rata rata sudah
memasuki usia matang dan mempunyai kehidupan yang stabil dan tenang. Tetapi aku
sekarang memiliki seorang puteri yang mungil sekali di usiaku yang ke 42
tahun.. Sebuah fase kehidupan yang tak terbayangkan sebelumnya, bahwa harus
memiliki anak lagi di usia sekarang ini.
Sebenarnya suamiku sudah bertahun
tahun merayuku untuk memiliki anak satu lagi tetapi karena kesibukanku aku
menyatakan tidak. Dua orang anak kembar laki-laki, aku rasa cukup untuk
melanjutkan keturunan kami. Walaupun dalam konteks bercanda suamiku beberapa
kali sempat mengatakan bahwa kalau aku tidak mau hamil lagi, dia akan
mengadopsi anak. Dia memang sangat menyukai anak anak. Aku sendiri tidak
sanggup membayangkan apakah aku bisa merawat anak orang lain seperti aku
merawat anak kandungku sendiri. Membayangkannya pun aku jadi merinding.
Waktu terus berjalan sehingga
usiakupun menginjak kepala empat, usia yang sudah tak aman lagi untuk hamil.
Tetapi rupanya Allah punya rencana lain, pada bulan April 2013 aku diberi
cobaan oleh Allah SWT. Aku menderita sakit yang cukup parah, pertama dinyatakan
typus oleh bidan tetangga rumah dan aku hanya diinfus di rumah, setelah empat
hari diinfus ternyata kondisiku bukanya membaik tetapi semakin melemah.
Akhirnya aku harus masuk rumah sakit di Tangerang, setelah tiga hari dirawat
dokter menyarankan untuk scan. Kondisi perut membesar seperti orang kena liver.
Tetapi dokter hanya mengatakan kembung saja, tetapi tak ada perubahan bahkan
perutku semakin besar. Bahkan teman temanku dari sekolah semuanya menangis
ketika melihatku dalam keadaan demikian. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang
ke rumah.
Besoknya kakak ipar mengajak kami
untuk ke rumah sakit langganannya di Tangerang. Menurutnya ada seorang dokter
yang bagus di sana. Jadi hanya semalam menginap di rumah sakit, kami pun esok
paginya meluncur ke rumah sakit tersebut dan menemui dokter itu. Setelah dicek
semua, darah, usg dan rontsen, dokter menyatakan bahwa aku harus dirawat.
Kamipun pasrah, bahkan aku sudah sangat lemah ketika menunggu kamar untuk
menginap. Aku harus beristirahat dulu di salah satu ruang dokter sambil
menunggu persiapan kamar yang akan kumasuki.
Akhirnya aku bisa memasuki kamar dan mendapat
kabar dari dokter bahwa aku kekurangan albumin sehingga perut penuh dengan
cairan. Dokter tersebut mengatakan bahwa obat yang dibutuhkan harganya mahal.
Sekitar 2 juta lebih per botol kecil. Suamiku menyetujui pengobatan dengan obat
tersebut untuk menghilangkan cairandi perutku. Akhirnya aku menghabiskan 5
botol albumin selama 3 hari dan akhirnya dokter mengatakan aku boleh pulang.
Dokter berpesan bahwa penyakitku tidak akan langsung sembuh karena pengobatanya
akan lama dan memakan waktu 6 bulan karena harus mengobati paru paru juga.
Istilah dokter TBC perut. Akhirnya kami harus berobat jalan dengan minum obat
yang cukup mahal harganya, yaitu sekitar satu juta per bulan.
Bualn demi bulan berjalan sangat
lambat, aku super kurus kering karena tidak ada nafsu makan sama sekali. Tetapi
akhirnya Allah memberikan kesehatan lagi padaku setelah sekian lama menguji
kesabaranku dalam menghadapi sakit. Untungnya, aku sakit ketika masa masa ujian
sekolah dan ujiannasional sehingga tidak menggangu waktu mengajar karena memang
sudah tidak mengajar lagi.
Setelah kondisiku berangsur
angsur sembuh, suamiku mengatakan lagi bahwa ingin memiliki anak. Setelah
pengalaman sakit yang aku alami, akhirnya aku menyetujui untuk program hamil
lagi. Allah memang Maha Besar. Setelah 3 bulan tidak KB, akhirnya aku hamil
lagi. Subhanallah. Aku sendiri masih yakin akan kesuburanku walaupun usia sudah
menginjak 40 tahun.
Satu hal yang perlu dipelajari adalah bahwa KB
non hormon akan tetap menjaga kesuburan, karena setelah 12 tahun, ternyata aku
dengan cepat bisa hamil lagi. Subhanallah, setelah Allah mengujiku dengan sakit
yang demikian parah, akhirnya Dia memberiku hadiah yang paling indah. Seorang
puteri mungil yang kami beri nama Kidung Maheswary Shaquilla Then. Kidung
berati nyanyian dan Maheswary artinya bidadari. Terus terang kami ingin puteri
kami nanti bisa menyanyi dengan indah seperti alunan nyanyian bidadari.
Masa kehamilanku berjalan lancar
dan tidak mengalami permasalahan yang cukup berarti. Hanya ketika mengajar di
sekolah rasanya pinggang bagian belakang sangat pegal. Mengingat usiaku yang
tidak lagi muda, aku memutuskan untuk melahirkan dengan cara operasi cesar.
Suami juga mengabulkan permintaanku. Waktu itu hatiku mantap dan yakin untuk
menjalani persalinan dengan cara sectio. Rupanya Allah menggerakkan hatiku ke
arah itu karena ada sesuatu yang harus dibuang dari rahimku. Ada tumor yang
tumbuh masih sebesar kelereng yang dibuang oleh dokter bersamaan dengan operasi
persalinan. Dokter mengatakan bahwa itu bonus saja karena bertepatan dengan
operasi persalinan anakku, sehingga tdk dianggap operasi pengangkatan tumor.
Subhanallah, maha besar Allah dengan segala rahasiaNya.
Sekarang, sudah hampir setahun
usia anak perempuanku. Dia tumbuh menjadi anak yang sangat lincah, sehat adan
menggemaskan. Kemanapun dia kami ajak pergi, selalu mencuri perhatian orang
lain. Di usianyayang sekarang 11 bulan lebih dia sudah mulai bisa berjalan
walaupun masih sempoyongan seperti orang mabuk. Walau sering sekali jatuh
tetapi dengan dia pantang menyerah, selalu bangun dan bangun lagi tanpa
menangis kecuali dia terbentur dengan keras.
Sepertinya dia tangguh, tak
memiliki rasa takut. Jatuh dari tempat tidur sudah sering, jatuh nyungsruk,
jatuh ngejengkang, bibir berdarah bukan halangan untuk kima dalam beraktivitas.
Persis seperti kakak kakaknya yang kembar, tidak bisa diam. Aku seringkali
melihatnya jatuh bangun dan bersyukur dalam hati telah dikaruniai anak yang
normal, sehat dan pantang menyerah. Bila bermain dengan bayi bayi lain di
tangga sebelah, maka dia yang selalu menang dan membuat temannya nangis. Calon
pribadi yang tangguh, berani dan ulet. Amin.
Ketika aku menulis catatan ini,
si cantik Kima sedang wara wiri membawa sendal barunya. Keseimbangan yang belum
stabil membuatnya sering terjatuh. Hal itu membuatku seringkali terharu, aku
berharap dia menjadi seorang perempuan yang tangguh, mandiri, tidak cengeng dan
tidak menjual airmata untuk keberhasilannya suatu saat nanti. Aku berharap
anakku cerdas dan jujur dan memiliki akhlak yang mulia. Amin
Ditulis bulan Mei 2016
2 comments:
Sehat terus untuk dd Kima...
makasih tante Lisa...
Post a Comment